Tips Mengenali Daging Ayam Segar, Tiren, Berformalin & Suntik

Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Tidak mirip daging kambing atau daging sapi yang tergolong agak mahal untuk sebagian masyarakat secara umum, maka tidak mengherankan kalau undangan daging ayam terus meningkat. Apalagi untuk waktu waktu tertentu mirip hari raya, puasa dan lebaran undangan akan daging ayam meningkat secara signifikan.

Permintaan daging ayam dipasaran yang begitu besar sering digunakan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengeruk laba sebesar-besarnya. Salah satu cara yang digunakan ialah dengan mencampur daging ayam berformalin, ayam tiren maupun ayam suntik (glonggongan) dan mencampurkannya dengan daging ayam segar untuk mendapat laba yang banyak.

Tips Mengenali Daging Ayam Segar, Tiren, Berformalin & Suntik

Bagi masyarakat awam mungkin agak sulit untuk membedakan daging ayam jenis jenis ini, nah kali ini saya akan sedikit menyebarkan tips mengenai bagaimana mengenali dan membedakan daging ayam segar, daging ayam tiren, daging ayam berformalin dan daging ayam suntik atau glonggongan. Daging ayam ialah salah satu sumber protein binatang yang banyak dipilih untuk dikonsumsi sebab harganya yang cukup terjangkau. Selain rasa, keistimewaan daging ayam ialah kadar lemaknya rendah dan asam lemaknya tidak jenuh. Namun bagaimana kebutuhan nutrisi tersebut akan terpenuhi kalau ternyata kita salah menentukan daging ayam yang tidak segar bahkan mengandung materi kimia berbahaya mirip formalin.

Bagaimana dengan daging ayam yang dibekukan?
Sehat, selama diperoleh dari ayam sehat yang dipotong mengikuti mekanisme pemotongan yang baik dan higienis.
Pembekuan pada karkas ayam bertujuan untuk:

a. menghambat pertumbuhan basil dan  jasad renik lainnya,
b. memperpanjang daya simpan daging lebih lama.

Pendinginan ialah cara terbaik untuk menyimpan daging dibanding penggunaan materi kimia (contoh: formalin yang justru sanggup membahayakan kesehatan).

Memang diharapkan pengetahuan dan ketelitian dalam menentukan dan membeli daging ayam dipasaran semoga kita tidak salah menentukan daging ayam yang tidak layak untuk konsumsi. nah sebelum membahas lebih jauh perihal ciri ciri ayam tiren, suntik dan berformalin kita bahas terlebih dahulu bagaimana ciri ciri ayam yang baik dan ayam yang layak dikonsumsi.

Ciri ciri daging ayam segar yang layak dikonsumsi
Daging segar merupakan daging yang didapatkan dari proses yang ditentukan dan didapatkandari ayam yang sehat. Kesegaran daging ayam sanggup dipertahankan dengan proses pembekuan namun semakin berjalannya waktu kualitas daging akan menurun.

  • Bau daging segar akan mengeluarkan bau yang khas atau spesifik (tidak ada bau menyengat, tidak berbau amis, tidak berbau busuk).
  • Konsistensi otot dada dan paha kenyal, lentur (tidak lembek).
  • Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna putih agak pucat.
  • Pembuluh darah di leher dan sayap kosong (tidak ada sisa-sisa darah).
  • Warna putih-kekuningan cerah (tidak gelap, tidak pucat, tidak kebiruan, tidak terlalu merah).
  • Warna kulit ayam putih-kekuningan, cerah, mengilat dan bersih.
  • Bila disentuh, daging terasa lembab dan tidak lengket (tidak kering).

Ciri ciri ayam Tiren (mati kemaren)
“Tiren” ialah akronim Mati Kemarin. Istilah ini diberikan pada ayam yang sudah mati dalam pengangkutan dari lokasi peternakan ayam ke tempat pemotongan ayam tanggapan transportasi, atau ayam yang telah mati dari sangkar yang kemudian ayam yang sudah mati tersebut tetap dipotong dan dijual ke masyarakat untuk menghindari kerugian bahkan untuk mendapat laba berlebih.

  • Bau ayam tiren tentu berbau agak busuk, semakin usang ayam mati semakin berbau busuk daging ayam tiren tersebut. Daging ayam yang tidak dibekukan segera sesudah dipotong akan segera menurun kualitasnya, yang ditandai dengan warna kulit yang memucat serta berbau tidak segar. Bau menyengat, agak anyir/amis, terkadang berbau darah/busuk.
  • Daging ayam tiren berwarna kebiru-biruan, Warna tidak cerah, pucat, sanggup juga merah.
  • Biasanya dijual dengan harga lebih murah.
  • Bentuk sayatan pada lehernya tidak lebar.
  • Warna kulit karkas terdapat bercak-bercak darah pada cuilan kepala, leher, punggung, sayap dan dada.
  • Kalau dipegang konsistensi otot dada dan paha lembek.
  • Pembuluh darah di tempat leher dan sayap penuh darah hal ini dikarenakan proses pengeluaran darah tidak terjadi mirip ketika proses penyembelihan secara umum (biasanya disembelih sesudah mati untuk mengelabuhi konsumen).
  • Bagian dalam karkas dan serabut otot berwarna kemerahan.

Ciri-ciri ayam suntik / ”glonggongan"
Istilah glonggongan (bahasa Jawa: glonggong) yang dikaitkan dengan produk daging (biasanya sapi) tetapi sering juga diterapkan pada daging ayam, digunakan untuk daging yang dijual sesudah melalui proses yang tidak wajar. Beberapa jam sebelum penyembelihan, binatang potong diminumkan air (secara paksa) dalam jumlah besar dengan maksud meningkatkan massa daging. Hasilnya, sesudah binatang dipotong bobot dagingnya akan lebih tinggi dan, dengan demikian, harga jualnya lebih tinggi.

Daging glonggongan diduga tidak sehat untuk dikonsumsi. Daging ayam ”glonggongan” ialah daging ayam yang disuntik dengan air, semoga terlihat lebih gemuk, berisi dan bila ditimbang menjadi lebih berat. Ayam suntik ialah ayam yang disuntik aksesori air pada cuilan dada, paha, dan punggungnya, sehingga ayam yang kecil pun akan terlihat besar badannya. Ciri-ciri daging ayam ”glonggongan” adalah:

  • Daging ayam terlihat lebih lembap dan mengembung.
  • Kulit ayam terlihat mengkilap dan tidak kesat
  • Air biasanya terdapat di cuilan bawah kulit sehingga terasa lembek.
  • Daging ayam akan terasa tidak lembek dan agak kencang ketika ditekan
  • Bila digantung atau diangkat, daging ayam meneteskan banyak air. Sedangkan bila diletakkan, ayam akan terlihat lembap dengan air yang menggenang di sekitarnya
  • Bila diiris secara melintang, sanggup keluar air.
  • Daging ayam akan mengeluarkan banyak air dan menyusut ketika dimasak

Ciri ciri ayam berformalin / berbahan kimia lain
Daging ayam yang mulai rusak semoga terlihat segar kembali dibubuhi tawas dan pemutih sehingga terlihat segar dan menarik. Ayam yang sudah mati itu bulunya dicabut dan segera dicuci bersih sehingga tidak kelihatan bahwa itu ialah ayam mati. Selanjutnya ayam-ayam ini dijual ke pasar-pasar tradisional kecil dengan harga yang berlaku di pasaran. Penjualan ayam tak layak konsumsi tak berhenti dengan menjual sebagai ayam segar. Daging ayam tiren justru dijadikan daging olahan, memakai bumbu giling dan pewarna pakaian. Agar proses memasak lebih cepat obat sakit kepala dicampurkan dalam olahan itu. Berbagai cara ditempuh oleh pada pedagang ini.

Formalin merupakan materi pengawet yang berbahaya dan dihentikan digunakan dalam materi makanan. Sayangnya, banyak pedagang yang memakai materi kimia ini untuk mengawetkan dagangannya sehingga dagangan mereka tidak gampang busuk. Ayam berformalin mempunyai ciri-ciri berikut ini:

  • Daging ayam berwarna putih mengkilat dan sangat kenyal
  • Ayam mempunyai bau khas formalin yang ibarat bau obat
  • Untuk daging ayam tiren yang telah diberikan formalin, cara membedakannya ada pada kulitnya yang licin, berbau obat, pada cuilan paha hingga kaki terlihat kaku, dan tidak dikerubungi lalat.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tips Mengenali Daging Ayam Segar, Tiren, Berformalin & Suntik"

Posting Komentar